Pernyataan ini disampaikan Menlu Hillary Clinton ketika melakukan kunjungan ke London hari Minggu.
Clinton mengatakan, terlepas dari insiden ini Amerika meyakini kemampuan Pakistan dalam mengontrol senjata nuklir.
Serangan tersebut dimulai pada hari Sabtu yang kemudian berubah menjadi aksi penyanderaan.
Aksi ini baru berakhir beberapa jam lalu setelah tentara Pakistan berhasil membebaskan sandera.
Para wartawan mengatakan serangan membuat malu para pemimpin Pakistan.
"Serangan kemarin menjadi pengingat bahwa para ekstrimis semakin menjadi ancaman bagi otoritas negara," kata Hillary Clinton.
Pada Minggu pagi aparat keamanan Pakistan membebaskan lebih dari 40 sandera yang ditahan di markas besar angkatan darat di Rawalpindi.
Militer Pakistan mengatakan dalam operasi ini tiga sandera, dua tentara dan empat anggota kelompok militan tewas.
Pada tahap awal serangan, empat militan dan enam tentara Pakistan tewas.
Serangan terjadi ketika angkatan bersenjata bersiap melancarkan operasi besar-besaran terhadap Taliban.
Para pejabat pemerintah mengatakan serbuan terhadap Mabes AD ini dilakukan oleh Taliban.